Beginilah Cara Belajar yang Menyenangkan
“Padahal belajar bisa menjadi sangat
menyenangkan, lho,” kata DR. Frieda Mangunsong, MEd, Psi. Hal ini dibuktikan
Frieda saat mengisi sesi Belajar Itu Menyenangkan dalam acara Forum Anak
Nasional di Depok, pekan lalu. Ia mengawali paparannya dengan mengajak 106
anak-anak bermain.
Staf pengajar di Fakultas Psikologi UI ini meminta anak-anak yang berasal dari
31 daerah di sejumlah provinsi di Indonesia itu membuat lingkaran. Lalu, mereka
diminta berhitung dan meneriakkan “Boom” di setiap angka tujuh beserta
kelipatannya dan angka yang mengandung unsur tujuh.
Sepintas, hal ini seperti main-main saja. Namun, di balik itu, tanpa disadari
anak-anak diajak menghitung dan berkonsentrasi. Saat melakukan permainan itu,
anak-anak terlihat gembira. Mereka tertawa-tawa kala ada salah seorang yang
lupa mengucapkan “Boom”.
“Tertawa sebelum pelajaran dimulai bukanlah sesuatu yang buruk,” ujar psikolog
pendidikan ini. Suasana gembira sebelum belajar justru dapat membangkitkan
semangat anak.
Mendengarkan topik yang diuraikan Frieda juga merupakan bagian dari
pembelajaran. Ia menyampaikan materi belajar melalui bermain dan diskusi aktif.
Makin Terampil
Hingga saat ini masih ada pemikiran keliru bahwa belajar itu dilakukan di
sekolah dan bermain di rumah. Padahal, belajar bisa sambil bermain. Belajar
sambil bermain inilah yang menyenangkan anak.
Adanya interaksi antara guru dan siswa, akan membuat belajar menyenangkan.
“Siswa yang aktif akan membuat guru senang,” tuturnya lagi. Seperti yang
terjadi saat itu, anak-anak turut mengungkapkan pendapatnya saat Frieda
melontarkan berbagai pertanyaan.
Dalam kesempatan itu misalnya, Frieda meminta pendapat anak-anak yang berasal
dari 31 daerah layanan World Vision Indonesia yang berada di Aceh, Kalimantan
Barat, Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, NTT, dan Papua tentang belajar dan
sekolah. Salah seorang anak dari Sumba Barat mengatakan belajar menjadi tidak
menyenangkan bila guru marah. Selain enggan belajar, anak juga enggan sekolah.
Belajar dalam suasana menyenangkan merupakan proses belajar mengajar yang
melibatkan siswa secara aktif dan dilakukan dalam situasi menyenangkan,
sehingga siswa merasa aman dan nyaman, bebas dari tekanan. Situasi ini akan
membuat anak lebih aktif belajar.
Belajar aktif akan mengintegrasi fisik, akal, dan emosi. Yang pada akhirnya,
akan menambah keterampilan fisik dan akademis, sejalan dengan meningkatnya
jenjang pendidikan. Setiap pelajaran yang makin sulit akan membuat kita makin
terampil.
Contohnya, saat TK-SD, anak lebih banyak melakukan permainan saat sekolah
maupun belajar. Ketika menginjak bangku SMP-SMA, mereka lebih banyak duduk di
dalam kelas. Di masa ini belajar lebih banyak melibatkan tangan dan pikiran
seperti percobaan laboratorium.
Metode belajar yang memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk mempelajari
sesuatu secara konkret atau nyata akan memperbesar persentase penyerapan. Dan
juga memicu mereka untuk berubah secara positif.
Psikolog Vermon&Magnusson ini menyebutkan, seseorang akan belajar sebanyak
10 persen dari yang dibaca, 20 persen dari yang didengar, 30 persen dari yang
dilihat, 50 persen dari yang dilihat dan didengar, 70 persen dari yang
dikatakan, serta 90 persen dari yang didengar dan dilakukan.
Penelitian Jeannette Vos-Groenendal dalam DePorter, 2002 menjelaskan bahwa
belajar yang menyenangkan akan meningkatkan motivasi, nilai belajar, keyakinan
dan kehormatan diri, mempertahankan sikap positif terhadap belajar, dan
melanjutkan memanfaatkan keterampilan.
Frieda menekankan, sekolah bukan satu-satunya tempat belajar. Belajar bisa
dilakukan kapan saja dan di mana saja di berbagai lapisan masyarakat. Anak bisa
belajar di gereja, mesjid, sanggar, kelompok belajar, museum, perpustakaan,
laboratorium, dan banyak tempat lain.
Penulis : Diana Yunita Sari