TUGAS pokok seorang pelajar adalah belajar.
Dengan belajar, siswa akan memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan, pengalaman dan
pemahaman tentang suatu ilmu. Dalam belajar adakalanya siswa susah payah
membaca buku, namun hasilnya kurang maksimal. Di sisi lain ada siswa yang
tampaknya santai tetapi justru mendapat hasil yang memuaskan.
Faktor penentu keberhasilan siswa dalam
belajar cukup banyak. Meski demikian, dapat dikategorikan menjadi dua hal yakni
faktor internal dan eksternal siswa.
-
Faktor internal berkaitan
dengan diri pribadi siswa yang bersangkutan sedang
-
Faktor eksternal meliputi
beberapa hal antara lain lingkungan belajar, sarana prasarana, dan pembimbingan
dari pihak-pihak yang terkait dengan kehidupan siswa baik orangtua, guru, teman
sebaya atau masyarakat secara luas.
Faktor internal siswa memiliki pengaruh
yang mendasar bagi sukses tidaknya belajar. Hal ini berkaitan dengan bakat,
minat dan cita-cita yang akan digapai siswa yang bersangkutan. Bagi siswa yang
berbakat dengan kemampuannya akan mudah memahami sesuatu secara cepat. Potensi
ini akan melejit maju bila didukung unsur minat yang kuat untuk menguasai suatu
ilmu. Siswa yang berminat akan belajar keras tanpa mengenal lelah. Mereka akan
disiplin, bersemangat, penuh konsentrasi dan memiliki kesungguhan hati dalam
belajar. Menurut hemat penulis unsur minat adalah yang paling dominan. Siswa
yang berminat akan berjuang tanpa mengenal lelah, sebagaimana mereka mampu menguasai
ilmu yang dipelajari.
Minat siswa akan dapat lancar bila
terdukung oleh kesehatan pribadi siswa dan suasana batin siswa yang
bersangkutan. Sering dijumpai siswa penuh enerjik (sehat), penuh optimisme
(memiliki cita-cita) dan mereka bergairah dalam belajar. Berbahagialah siswa
yang memiliki talenta lebih sekaligus terdukung oleh suasana batin yang
menyenangkan. Berbeda siswa yang kurang beruntung, bakat rendah, minat lemah
apalagi tidak terdukung oleh kondisi kesehatan prima dan suasana batin sedih.
Faktor eksternal, khususnya lingkungan
keluarga juga sangat menentukan kesuksesan belajar anak. Siswa yang berasal
dari keluarga broken home, biasanya akan lemah semangat dalam mengikuti
pembelajaran. Selain itu siswa akan tampil beda, mencari perhatian teman dan
guru di sekolah. Tampilannya tidak mencerminkan pribadi siswa yang
sesungguhnya. Mereka sebenarnya ingin protes dan menentang dengan
lingkungannya. Siswa tipe ini sangat membutuhkan perhatian baik dari orangtua
atau lingkungan dimana anak tinggal.
Sekolah sebenarnya kelanjutan suasana
kehidupan siswa di keluarganya. Hampir dapat dipastikan, siswa yang berasal
dari keluarga yang memperhatikan pendidikan pengaturannya akan lebih mudah dan
lebih bergairah dalam belajar. Siswa yang nakal atau aneh, biasanya berasal
dari lingkungan yang mayoritas mengecewakan pribadi siswa. Di sekolah peran
guru akan menentukan corak siswa dalam belajar. Guru yang disenangi, berwibawa
dan menarik perhatian siswa akan lebih mudah mengarahkan siswa daripada guru
yang tidak simpatik dan dibenci siswa.
Menyadari peran guru yang cukup besar
pengaruhnya dalam belajar, maka sangat bijaksana bila guru selalu memperhatikan
siswa dan memberikan pembimbingan secara maksimal. Sebagai orangtua kedua di
sekolah, guru seharusnya mampu membaca suasana batin siswa yang diajarnya. Guru
yang acuh tak acuh, yang penting mengajar tanpa memperhatikan psikologis siswa
tidak akan memaksimalkan potensi siswa dalam belajar.
Kiat Sukses
Belajar
merupakan proses panjang dan memerlukan ketekunan. Terdapat dua langkah sebagai
faktor pendukung dalam merealisasikan hal di atas yaitu :
-
Maka langkah awal siswa harus
memiliki cita-cita. Siswa yang memiliki harapan (cita-cita) tinggi sudah dapat
dipastikan, siswa akan serius penuh konsentrasi dalam memahami ilmu yang
diberikan guru. Mereka tidak akan puas dan selalu berusaha mengembangkan
dirinya. Langkah kedua siswa harus mau belajar secara teratur. Pengaturan waktu
sangat penting, baik dalam mengikuti pelajaran atau mengulang pelajaran. Siswa
yang taat waktu, sudah dipastikan memiliki disiplin yang tinggi, kapan ia
belajar, kapan mengerjakan tugas atau kapan mereka istirahat.
-
Langkah berikutnya, siswa harus
semangat dan kerja keras. Disiplin yang tinggi ditambah semangat tanpa mengenal
lelah akan memiliki peran penting dalam belajar. Banyak siswa yang tidak
memiliki unsur ini, akibatnya mereka belajar asal jalan dan yang penting asal
lulus seperti teman kebanyakan.
Jiwa semangat yang membaja didukung konsentrasi yang mantap, siswa akan mudah
memahami suatu ilmu. Dalam belajar diperlukan konsentrasi dalam perwujudan
pemusatan perhatian pada yang dipelajari. Banyak siswa yang tampaknya belajar,
namun karena belajarnya di depan TV dan main Hp, maka hasilnya tidak akan
gemilang. Konsentrasi berkait erat dengan sikap senang tidaknya pada pelajaran,
urusan pribadi siswa, gangguan lingkungan dan gangguan kesehatan. Siswa yang
hidup di tengah-tengah keluarga yang ramai, sering cekcok, lingkungan kumuh
tentunya akan beda dengan siswa yang hidup di lingkungan yang aman, tenteram
dan mendukung siswa dalam belajar.
Faktor di atas akan melaju dengan baik bila
siswa terdukung dengan sarana prasarana belajar. Alangkah bahagianya siswa yang
memiliki cita-cita tinggi, bersemangat, disiplin dan terdukung oleh sarana
memadai serta memiliki motivasi kuat baik dari diri siswa maupun lingkungannya.
Sudah dapat diyakini siswa yang demikian akan memiliki peluang besar dalam
belajar dan menggapai cita-citanya. Amiin!! (*/ida)